Kamis, Oktober 01, 2009

KAMPANYE PENDIDIKAN LPMAK- YAYASAN BINTERBUSIH DAN MASA DEPAN PENDIDIKAN SUKU KAMORO


Salah satu suku asli di Timika yang kemudian dikenal dengan Suku KAMORO baru-baru ini mendapat masukan motivasi yang sangat penting bagi kemajuan Suku dan ketertarikan generasi mudah Kamoro terhadap pentingnya Pendidikan. Kampanye pendidikan yang diprakarsai oleh Lembaga Pengembangan Suku Amugme dan Kamoro (LPMAK) atas kerjasamanya dengan Yayasan BINTERBUSIH tersebut, bagi Kaum intelektual dan kaum mudah kamoro di sebut sebagai awal dimana sejarah baru kemajuan Suku Kamoro harus segera di bentuk. hal itu di sebabkan oleh banyaknya pesimisme yang kemudian dijadikan sebagai sebuah bentuk diskriminasi dengan statemen yang mendistorsi suku Kamoro sebagai suku yang tidak dapat maju.

banyak orang yang telah pesimis, terutama para guru yang pernah secara langsung terlibat dalam mendidik anak-anak didik mereka yang berasal dari suku Kamoro. Hal itu didengarkan secara langsung oleh salah satu putera daerah suku Kamoro yang tergabung dalam Team kampanye pendidikan tersebut. Bagi intelektual Kamoro, hal tersebut dilihat sebagai hal yang sangat buruk, karena secara tidak langsung jika diutarakan pada anak didik dapat menjatuhkan semangat mereka untuk secara serius menekuni pendidikan karena ada pandangan bahwa orang kamoro tidak bisa maju. Namun hal itu hendaknya dilihat dari sisi positif agar para generasi mudah dapat benar-benar mengetahui bahwa itulah isi hati dari mereka yang telah bersusa payah membimbing serta mendidik dengan harapan mereka yang dididik dapat memiliki pola pikir tentang pentingnya pendidikan sehingga diharapkan dapat menggapai masa depan yang Indah itu.

Anak Kamoro menyadari bahwa berbagai unek-unek maupun isi hati yang disampaikan merupakan sebuah bentuk pesimisme karena hasil didikan mereka rata-rata tidak melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi, melainkan mereka menjadi pengonsumsi minuman keras dan menjadi pengangguran. Demikian juga kaum intelektual menyadari bahwa hal tesebut merupakan penghambat kemajuan.

Banyak orang yang telah berjuang dan hal tersebut patut diakui kebenarannya. Kejenuhan pasti muncul pada berjuangan yang berkaitan dengan pencerahan tak berujung itu. Pesimisme sendiri muncul akibat kejenuhan dimana perjuangan dengan mempertarukan seluruh kemampuan intelektual yang dimiliki ternyata tidak juga mengena sasaran sehingga menggerakan seluruh jiwa dan raga orang Kamoro. Mungkin pula karena ada yang kurang dalam mendidik masyarakat Kamoro. Mungkin juga tombol(meminjam istilah bapak Dolfinus Kamesrar dalam kampanye pendidikan)inti permasalahan pendidikan orang kamoro belum ditemukan. Alhasil berbagai ocehan yang dilontarkan belum juga dapat membangunkan keinginan Suku Kamoro untuk memahami tentang pentingnya Pendidikan. Ini merupakan persoalan yang sangat serius. Sebab jika tidak banyak yang sekolah dapat memunculkan berbagai permasalahn pada masa-masa mendatang. Apalagi suku Kamoro tergolong suku yang cukup besar di Timika. Bagaimana mungkin suku dengan kekayaan alam cukup besar tetapi tidak benar-benar diperhatikan oleh instansi pemerintah maupun swasta yang berada di daerah Timika?

Apakah suku kamoro akan bangkit?? pasti akan bangkit, perlahan tapi pasti Suku Kamoro dapat bagkit jika suku tersebut ataupun ada generasinya yang benar-benar mau mendedikasikan hidupnya untuk membangkitkan suku yang sedang terpuruk dalam ilmu pengetahuan tersebut.

satu langkah baik dapat dilihat dari Ketika kampanye Pendidikan berlangsung, banyak masukan dari para orang tua maupun tokoh masyarakat agar kampanye tersebut dapat terus diikuti dengan kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang anak kamoro untuk dapat berpikir tentang pentingnya sekolah. Di sini dapat diartikan bahwa pada prinsipnya orang kamoro memiliki niat untuk maju, namun butuh pendekatan tersendiri untuk memahami lebih dekat apa sebenarnya yang diinginkan oleh suku tersebut. Jika hanya sekedar berbicara guna mendiskriminasikan suku tersebut tidak akan membawah perubahan pada suku tesebut. Oleh sebab itu perlu ada suatu cara baru untuk memulai perubahan. LPMAK atas kerjasama dengan Yayasan BINTERBUSIH Semarang baru memulainya. Sebagai Putra Kamoro saya yakin perubahan akan ada pada masa mendatang.

Selain itu pentingnya support dari berbagai instansi terkait untuk secara serius melihat keterpurukan Suku Kamoro merupakan hal yang diharapkan kaum intelektual Kamoro. Di Timika ada instansi Pemerintahan yang langsung menangani pendidikan, namun nampaknya belum ada upaya khusus yang dilakukan bagi kedua suku asli (Sukuku AMUGME & Suku KAMORO)tersebut. Misalnya banyak sekolah di pedalaman Kab. Mimika yang tidak ada gurunya karena guru turun ke Kota dan meninggalkan fungsinya sebagai seorang pendidik. Banyak guru melakukan laporan palsu sehingga dapat tatap diberika gaji. misalnya Kampung Nayaro hingga saat ini kepala sekolah tidak ditempat, begitu juga beberapa kampung lain. Dinas Pendidikan tidak mengontrol keberadaan guru-guru. kemungkinan karena kurang tegasnya sanksilah hal semacam itu tumbuh semakin subur di kabupaten Mimika.

Semoga kampanye pendidikan tersebut membuka cakrawala berpikir tentang pendidikan bagi suku Kamro, sehingga generasinya berlomba-lomba pergi ke sekolah, tetapi juga memberikan inspirasi bagi instansi pemerintah terkait untuk benar-benar mengayomi suku asli yang semakin terpuruk di daerahnya sendiri yang sumber daya alamnya berlimpa ruah.

1 komentar:

  1. Trima kasih buat kak. saya ingin mau seperti kak, tapi langkah ku terhenti,karna timika banyak orng intelektual yang sedang berperang dalam berbagai sektor dan akan berlanjut,namun realitas dalam dinamika konsep pembangunan pada umum nya tidk menjadi harapan buat orang pribumi. ini adalah permainan orang-orang pintar.jadi harapan dari adik,, suatu saat kak mohon berikan masyarakan lampu cahaya agar mereka bisa melihat sebenarnya.

    BalasHapus