Minggu, Desember 21, 2008

DAMPAK KRISIS GLOBAL BAGI KARYAWAN LOKAL PERUSAHAAN TENDERAN PT. FREEPORT DI KAB. MIMIKA

Oleh Leonardus Tumuka

Pengaruh yang diakibatkan oleh krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat atau yang lebih dikenal dengan Krisis Global 2008 telah menyebabkan adanya PHK besar-besaran hampir di seluruh belahan dunia. Data pemerintah Amerika Serikat yang dirilis pada bulan oktober 2008 menunjukkan jumlah pekerja yang di-PHK di Amerika serikat berjumlah 478 ribu orang. Pada perkembangan selanjutnya bulan Desember walstreet kembali mengumumkan jumlah PHK mencapai 152.000. hal itu merupakan jumlah PHK terbesar yang melebihi estimasi yaitu 85.000 orang.
Akibat lain dari Krisisi tersebut adalah ditariknya bursa saham pada berbagi sektor investasi yang turut mempengaruhi rontoknya bursa saham dunia.
Di Indonesia menurut laporan Kompas edisi 15 Desember 2008 yang ditulis oleh sulistiono, Krisis ekonomi Global menyebabakan terjadinya PHK cukup besar yaitu mencapai 17.400 orang.
Di Indonesi Timur khususnya Mimika, PHK telah menyebabkan karyawan lokal yang berasal dari Mimika mengalami hilangnya lapangan kerja. CV. Tomi Irja misalnya, yang menjadi perusahaan tenderan PT. Freeport, yang bekerja sama dengan TRMP (Tailing River Menagement Proyek), telah mengeluarkan hampir mencapai 100% tenaga kerja yang berasal dari masyarakat lokal.
Demikian yang dialami Oleh beberapa karyawan yang bekerja di PT. Pangansari Mitra Ternak Industri, yang memPHK 39 Karyawan tetap dan 3 karyawan kontrak, serta beberapa karyawan lain yang belum sempat diberitakan oleh Media massa.
Bagi masyarakat Mimika, khususnya mereka yang bergantung pada sektor pertanian yang belum terdaftar pada sektor Eksport-Inpor, krisis ekonomi global tidak terlalu dirasakan. Sebab kebutuhan pasar tetap tinggi. Demikian pula bagi mereka yang telah melakukan investasi pada jangka waktu sebelum krisis global pada sektor lain, krsis yang terjadi saat ini tidak akan terlalu di rasakan.
Namun satu hal yang pasti harus dilakukan oleh Pemrintah daerah Mimika adalah segera mencari solusi dengan melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan di Mimika guna menyelamatkan karyawan-karyawan yang telah lama bekerja pada perusahaan-perusahanaan sekita Kab. Mimika. Bila perlu Pemeintah daerah dapat mmencari solusi dengan mengeluarkan paket bantuan untuk meminimalisir terjadinya pengangguran di Mimika secara besar-besaran.

5 komentar:

  1. biasa,

    kalo tidak diberi masukan pasti tidak ada kemajuan, yang ada malahan kemunduran bro..

    BalasHapus
  2. Jhon Okdinon said,
    Menarik. Artikel pendek ini cukup informatif dan bisa diletakan sebagai presenden untuk memahami peristiwa dunia kontemporer terutama kaitannya dengan krisis yang melanda sebagian besar planet ini, krisis ekonomi global.Tidak asing lagi, banyak analis dan media masa hingga kini terus memantau perkembangan ekonomi global, terutama sekali perkembangan ekonomi Amerika Serikat.Ini penting karena sentra ekonomi dunia tentunya masih berada di bawah kendali Amerika Serikat meski belakangan ini ada beberapa kekuatan ekonomi lain yang bisa dijadikan sebagi presenden untuk memahami ekonomi global, seperti China, Jepang, India, Rusia dan Uni Eropa.Dalam zona krisis ini, pusat-pusat perekonomian dunia menjadi lesu, terjadi penurunan permintaan, gejalah proteksi mulai nampak diberlakukan di negara-negara maju.Lantas apa yang bisa dilakukan oleh negara-negara berkembang untuk menjaga stabilitas perekonomian nasionalnya? Tentunnya banyak strategi yang disiasati oleh pemerintah nasional negara-negara berkembang untuk mencegah meluasnya dampak krisis ekonomi global ini.Paling tidak, hal utama yang hingga kini dilakukan adalah mencegah terjadinya PHK, insentif terhadap dunia usaha, dan meningkatkan pangsa pasar domestik.Selain itu, kebijakan moneter, misalnya menjaga kestabilan nilai tukar mata uang nasional, mencegah terjadinya kekurangan pasokan modal asing atau upaya untuk meningkatkan Foreign Direct Investmen (FDI) dan mencegah keluarrnya modal asing.
    Beberapa poin diatas ini agaknya hingga kini sudah diterapkan oleh pemerintah Indonesia. Tetapi fenomena PHK sulit untuk dibendung karena masih banyak industri nasional yang hidup dengangan mengandalkan ekspor dan penggunaan bahan dasar industri berbasis impor. Ketika terjadi konvesrsi pasar dari ekspor oriented ke domestic market, dampaknya adalah efisiensi biaya produksi alias PHK. Untuk perihal krisis ini, yang penting adalah kordinasi kebijkan antara pemerintah pusat dan Pemda. Ini menunjukan bahwa daerah tidak bisa jalan sendiri karena kebijakan moneter dan fiskal ada di pemerintah pusat, maka tentunya untuk persoalan mengatasi krisis juga perlu kordinasi yang baik.

    Pertanyaan untuk diskusi selanjutnya
    1. sampai kapankah krisis ekonomi global ini bisa berakhir?
    2. secara fundamen, kuatkah infrastruktur ekonomi indonesia untuk mengatasi dampak dari krisis ekonomi global?
    3. Kita ketahui bahwa dampak krisis ini paling banyak dirasakan di wilayah bagian barat Indonesia, banyak industir guling tikar, buruh banyak yang kehilangan pekerjaannya.Bagaimana dengan wilayah indonesia Timur khususnya Papua yang dalam kondisi rill ekonominya masih besifat subsisten?

    Untuk artikelnya ok,

    BalasHapus
  3. Jhon Okdinon said,
    Menarik. Artikel pendek ini cukup informatif dan bisa diletakan sebagai presenden untuk memahami peristiwa dunia kontemporer terutama kaitannya dengan krisis yang melanda sebagian besar planet ini, krisis ekonomi global.Tidak asing lagi, banyak analis dan media masa hingga kini terus memantau perkembangan ekonomi global, terutama sekali perkembangan ekonomi Amerika Serikat.Ini penting karena sentra ekonomi dunia tentunya masih berada di bawah kendali Amerika Serikat meski belakangan ini ada beberapa kekuatan ekonomi lain yang bisa dijadikan sebagi presenden untuk memahami ekonomi global, seperti China, Jepang, India, Rusia dan Uni Eropa.Dalam zona krisis ini, pusat-pusat perekonomian dunia menjadi lesu, terjadi penurunan permintaan, gejalah proteksi mulai nampak diberlakukan di negara-negara maju.Lantas apa yang bisa dilakukan oleh negara-negara berkembang untuk menjaga stabilitas perekonomian nasionalnya? Tentunnya banyak strategi yang disiasati oleh pemerintah nasional negara-negara berkembang untuk mencegah meluasnya dampak krisis ekonomi global ini.Paling tidak, hal utama yang hingga kini dilakukan adalah mencegah terjadinya PHK, insentif terhadap dunia usaha, dan meningkatkan pangsa pasar domestik.Selain itu, kebijakan moneter, misalnya menjaga kestabilan nilai tukar mata uang nasional, mencegah terjadinya kekurangan pasokan modal asing atau upaya untuk meningkatkan Foreign Direct Investmen (FDI) dan mencegah keluarrnya modal asing.
    Beberapa poin diatas ini agaknya hingga kini sudah diterapkan oleh pemerintah Indonesia. Tetapi fenomena PHK sulit untuk dibendung karena masih banyak industri nasional yang hidup dengangan mengandalkan ekspor dan penggunaan bahan dasar industri berbasis impor. Ketika terjadi konvesrsi pasar dari ekspor oriented ke domestic market, dampaknya adalah efisiensi biaya produksi alias PHK. Untuk perihal krisis ini, yang penting adalah kordinasi kebijkan antara pemerintah pusat dan Pemda. Ini menunjukan bahwa daerah tidak bisa jalan sendiri karena kebijakan moneter dan fiskal ada di pemerintah pusat, maka tentunya untuk persoalan mengatasi krisis juga perlu kordinasi yang baik.

    Pertanyaan untuk diskusi selanjutnya
    1. sampai kapankah krisis ekonomi global ini bisa berakhir?
    2. secara fundamen, kuatkah infrastruktur ekonomi indonesia untuk mengatasi dampak dari krisis ekonomi global?
    3. Kita ketahui bahwa dampak krisis ini paling banyak dirasakan di wilayah bagian barat Indonesia, banyak industir guling tikar, buruh banyak yang kehilangan pekerjaannya.Bagaimana dengan wilayah indonesia Timur khususnya Papua yang dalam kondisi rill ekonominya masih besifat subsisten?

    Untuk artikelnya ok,

    BalasHapus
  4. Krisis global telah memepengaruhi berbagai sendi perekonomian dunia. Bagi negara-negara dunia ketiga, hal tersebut merupakan momok yang cukup mengkhawatirkan pasokan ekonomi negara pada hal tertentu. Namun di segi lain, terjadinya Krisis ekonomi Global ini memberikan sebuah kebijakan baru terhadap beberapa negara yang selama ini cenderung berinteraksi 'ke luar' tanpa lebih fokus pada kondisi pembangunan dalam negeri. Kondisi Global saat ini seakan timbul sebagai sebuah masukan bagi kebijakan nasional yang rapuh. Tujuannya untuk memberitahukan negara-negara dunia ketiga dan dunia agar melihat ke dalam negerinya guna mengintensifkan kinerja pembangunan.

    Ada beberapa asumsi yang beranggapan bahwa krisis global akan berakhir beberapa tahun kedepan, apabila AS telah memantapkan ekonomi dalam negerinya. Namun sebenarnya hal tersebut belum jelas, karena beberapa ahli belum memiliki kesamaan argumen tentang konsep tersebut. adanya stimulan ekonomi AS yang ditawarkan Obama mungkin akan memebawah perbaikan tersendiri bagi timbulnya perbaikan pada sektor ekonomi AS.

    Sebagai negara berkembang yang juga masih berada pada tataran Dependensi AS, sejauh ini Indonesia masih akan tetap bergantung terhadap keadaan ekonomi AS. Jika Ekonomi negara tersebut telah puli kembali, maka kemungkinan investasi akan lebih meningkat yang memungkinkan arus ekspor-impor kembali lancar. Dengan demikian kebutuhan tenaga kerja dapat kembali meningkat. berkaitan dengan fundamental ekonomi Indonesia untuk menopang dampak krisis ekonomi global, sejauh ini belum dapat secara tegas mengeluarkan kebijakan yang dapat secara penuh untuk mengatasi adanya krisi global tersebut. Namun adanya krisis global ini memberikan sebuah pijakan bagi kemajuan negara untuk menyongsong pembangunan ekonomi ke depan yang lebih baik.

    Sejauh ini tingkat ekonomi yang di sebabkan oleh krisis Global bagi kawasan Timur Indonesia(Papua, belum begitu berpengaruh bagi kawasan ini. hal itu disebabkan oleh:
    1. Tingkat pendapatan ekonomi yang masih sangat
    tradisional yang belum mencakup sektor ekspor- Impor.
    2. Belum banyak perusahaan lokal yang bergerak
    pada sektor ekonomi yang lebih besar dengan
    skala yang besar pula.

    Hal-hal tersebut disebabkan oleh pola ekonomi masyarakat yang belum ditunjang dengan teknologi yang lebih moderen. Namun secara khusus merupakan hal yang harus diperhitungkan bahwa jika salah satu perusahaan terbesar di Papua telah mengurangi eksportnya karena Investor cenderung membatasi importnya, sehinggameyenbabkan pHK besar-besaran, akan menyebabkan suatu tingkah laku baru yang berbeda dari biasanya. dan ini merupakan awal dari konflik. berkaitan dengan tersebut diperlukan upaya penanganan secara khusus pula untuk menangani hal tersebut.

    BalasHapus