Minggu, Mei 30, 2010

ADA MOTIF EKONOMI DIBALIK PERTIKAIAN ANTAR SUKU DI MIMIKA

Pertiakaian antar suku yang sering timbul di Kabupaten Mimika, tidak lepas dari adanya motif ekonomi. Sebab tidak mungkin hal itu disebabkan semata-mata hanya karena adanya Kasus pemerkosaan, pembunauhan atau berbagai kasus yang sering menjadi kontribusi terjadinya konflik tersebut.

Kebanyakan orang beranggapan bahwa, terjadinya pertikaian antar suku, yang kemudian disebut-sebut sebagai perang suku-red, sering disebabkan oleh kasus yang memang nyata dimata, misalnya Jelas ada pemerkosaan, kemudian pembunuhan, ada lagi suku A mengusir suku B dan sebagainya. Tetapi jika didalami lebih lanjut, ada motif ekonomi dibalik terjadinya pertikaian antar suku.

Tidak masuk akal, jika kematian seseorang harus diganti dengan sejumlah besar uang,walaupun sebenarnya manusia merupakan makhluk hidup dengan derajat yang tinggi serta dibekali oleh Tuhan Harkat dan Martabat sebagai manusia, yang pada prinsipnya bagi masyarakat biasa sulit untuk bisa memenuhinya. Jumlah uang menurut siaran salah satu TV swasta bulan Mei 2010, adalah sebesar 300 Jt, dan itu dikatakan langsung oleh pelaku pertikaian. Secara fakta dilapangan pun memang seperti itu. Jika suku yang membuhuh tidak dapat membayarnya, maka perang akan terus berlangsung. Tentu saja dalam pertikaian itu akan ada orang dari salah satu pihak yang terkena imbas, berupa tertikam panah kemudian meninggal, dan pihak itu pun akan menuntut pertanggung jawaban yang sama. sehingga harapan berakhirnya perang terus berlangsung. Jika permintaan tidak dapat dipenuhi, maka yang ada adalah pertikaian akan terus berlangsung.

jika salah satu pihak dapat memenuhi tuntutan pihak penuntut, pertikaian antar suku pun dapat diakhiri. Pertikaian antar suku pun sering diakhiri dengan bakar batu (Suatu cara bahwa pertikaian telah berakhir dan persahabatan memang harus dibina serta di jaga). Namun tidak lama lagi setalah itu, pertikaian pun akan kembali muncul. Dalam pandangan negartif saya, ada pihak yang menunggangi terjadinya konflik tersebut. Namun, tentu saja hal itu harus dibuktikan dengan adanya penelitian yang lebih mendalam, walaupun kebenaranyanya dapat dibenarkan jika dilihat secara logika.

Motif ekonomi

Motif ekonomi adalah alasan ataupun tujuan seseorang sehingga seseorang itu melakukan tindakan ekonomi. Motif ekonomi terbagi dalam dua aspek:

- Motif Intrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tidakan ekonomi
atas kemauan sendiri.
- Motif ekstrinsik, disebut sebagi suatu keinginan untuk melakukan tidakan ekonomi
atas dorongan orang lain (Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi).

Jika tidak ada motif ekonomi dibalik pertikaian tersebut, kemungkinan besar, kejadian tidak akan terulang.

Hal itu berkaca pada Perkambangan kota Timika, dimana perkembangan pembangunan yang semrawut semakin menekan kelompok masyarakat untuk berpikir lebih keras, terutama bagaimana memenuhi kebutuhan ekonominya. Masyarakat lokal semakin termarginalkan oleh bingar-bingar kemajuan daerah yang tak karuan. Selain itu adanya arus transmigran tanpa adanya peraturan daerah yang ketat akibat kemampuan manajemen memimpin yang amburadul menyebabkan adanya berbagai pertikaian sulit untuk bisa terselesaikan.

Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah daerah semestinya memikirkan bagaimana memeberdayakan ekonomi masyarakat lokal. Pembangunan infrastruktur sebaiknya diikuti oleh pemberdayaan yang tepat. Agar dapat meminimalisir adanya konflik. Sebab banyak anggota masyarakat usia produktif tidak memiliki pekerjaan.

Pemerintah daerah Mimika pun tidak pernah mendorong peningkatan Sumber Daya Manusia. Padahal Sumber Daya Manusia yang produktif dapat meningkatkan pembangunan yang lebih baik. Pelajar dan Mahasiswa yang berasal dari Mimika malahan terbengkalai di setiap kota-kota studi di Indonesia.

Kalau saja Pemerintah Daerah Mimika dapat memperhatikan faktor Ekonomi melalui pemberdayaan yang sesuai serta mendorong kemajuan sumber daya manusia masyarakat lokal di Kabupaten Mimika, terjadinya konflik sosial kemungkinan dapat diminimalisir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar